Cerita ini berawal pada saat aku masih di kuliah di Universitas M, kota X.
Pada saat itu, aku masih jomblo karena memang sejak dari SMP aku ga pernah berani mengungkapkan rasa cinta atau sayang kepada cewek, entah kenapa ya??
Nah, pada saat di bangku kuliah lah kemampuanku untuk melihat cewek dan berani mengungkapkan perasaan kami mulai terasah.
Aku kenal dengan seorang cewek yang kuliah di fakultas Ekonomi Universitas M, sedangkan aku kuliah di fakultas teknik. Kami kenal secara ga sengaja. Perkenalan dimulai waktu Universitas kami mengadakan Kemah bersama. Wuiihhh, rame banget. Kami kenal saat acara bebas.
“Hai…” sapaku ke cewek itu, dan dia balas menjawab “Hai juga.”
“Fakultas Ekonomi ya?” “Kenalkan Rendi.” Aku mencoba untuk tetap PD walaupun sebenarnya sudah mulai ga kuat nahan badan yang panas dingin .
Tak diduga, dia menjawab “Namaku Sherly, kamu dari Fakultas Teknik kan?”. Aku udah sering lihat kamu kok waktu lewat depan gedung Ekonomi.”
“Bagus, berarti tahap perkenalan bisa dilanjut nich!!”, aku berteriak dalam hati.
Selanjutnya, setelah perkenalan itu, kami semakin akrab. Namun, ada hal yang memang masih menjadi penghalangku untuk lebih dekat dan mencoba intim dengan Sherly. Ternyata dia sudah punya gebetan, kebetulan temen dia waktu SMA dulu yang kuliah di Fakultas yang sama. “Aduuuuhhhh!!!” Aku protes dalam hati, mengapa aku baru menemukan sesosok cewek yang okey pada saat dia sudah dimiliki orang lain. FYI, cewek itu berbadan proporsional, dengan tinggi badan sekitar 168 cm, dengan ukuran dada + 36B. Waaaaw… keren banget deh.
Sehingga kami hanya dapat berteman saja. Walaupun begitu, aku sering mencuri – curi melihat dadanya yang ranum dibalik bajunya saat kami bertemu, tanpa diketahui pacarnya tentunya.
Seringkali pula, aku melihat dia melihat sesuatu di balik celanaku, ga tahu tuh, dia lihat apaan, tapi saat aku tanya, dia selalu menjawab celana panjang lo bagus (hihihihihi, jujur ga sich???).
Hingga suatu ketika, saat kami pergi berdua untuk cari makan malam (maklum, kami berdua kebetulan anak kost, dan rumah kost kami lumayan dekat), dia bercerita tentang permintaan pacarnya untuk segera menikah. DHUEEERRRR!!!! Kepalaku terasa berat dan mataku terasa pedih. Pada saat itu pulalah, aku kemudian memberanikan mengungkapkan perasaanku dan mengatakan menyayanginya. Sebenarnya aku menyangka kalau Sherly akan marah dengan keterusteranganku. Tapi, ternyata… dia malah terharu dan juga berkata, “Gue sebenarnya juga sayang sama elo, tapi pacar gue ga mungkin mutus gue.”
Waduh, aku jadi kebingungan, dan sementara terdiam, tapi kemudian Sherly tersenyum dan bilang, “Kita jadi temen mesra aja, dan akses bisa bebas, karena pacar gue juga udah bebas akses badan gue.” Nahhh loooo, hati ku berteriak gembira namun juga agak BT juga. Ternyata tubuhnya sudah ada yang nimbrung.
Tapi sudah lah, aku sanggupi saja permintaan dia, dan mulai saat itu, aku pun bebas mengakses tubuhnya. Pada malam itu pula, kami langsung praktek hehehhe…
Setelah makan malam, kami pun langsung pulang dan aku mampir ke kostnya. Karena kost Sherly sangat bebas akses dan waktu berkunjung ga pernah dibatasi. Kami pun memiliki waktu yang sangat luas. Kami pun langsung masuk ke kamar Sherly, cepat – cepat dia membersihkan diri di kamar mandi, ternyata ada kamar mandi dalamnya.
Setelah dia mandi, aku pun bergantian mandi. Aku bertanya dalam hati, kok ga mandi bareng aja ya? Ahh, paling itu kebiasaan dia aja kali ya?
Setelah kami berdua telah bersih, ternyata dia ga memakai kembali pakainnya. Tapi memakai piyama handuk warna kuning cerah, aduh kaya jeruk aja pikirku . Selanjutnya, aku langsung mendekat ke Sherly dan mulai menciumi wajahnya dan berhenti lama untuk menikmati manisnya bibir Sherly. Wooowww… udah lama aku ingin merasakan bibir ini, ternyata aku bisa!!!
Kami semakin panas, dan secara perlahan aku merasakan tekanan di bagian bawahku, ternyata tangan Sherly udah meraba – raba bagian luar selangkangan ku. Oooohhh… ahhhhh… kami semakin terangsang dan saling meraba, aku mulai meraba dada kanannya di depan piyamanya, aku goyangkan sedikit dan usap usap. Uuuuhhhh, enak… Sherly mulai berkicau… ga berhenti. Supaya ga terlalu mencurigakan, Sherly berhenti sebentar dan menyetel musik Pop Barat, sepertinya lagu kompilasi. Ternyata lagu yang distel justru lebih merangsang libido kami. Tanpa banyak bicara, aku mulai melucuti piyama Sherly, tanpa banyak komentar pun, Sherly membuka kaos dan celana panjangku lalu menyerbu dadaku dan menghisap putingku.. Ahhhh sensasi yang luar biasa, karena memang aku belum pernah merasakan hal ini. Ternyata Sherly sangat berpengalaman, aku pun berpikir apakah dia sudah sering beginian dengan pacarnya? Pikiran macam ini lah yang kemudian memacuku untuk dapat memuaskan nafsunya.
Segera aku pegang dadanya, dan aku usap usap putingnya yang berwarna merah muda. Terus aku usap dan kemudian aku hisap.. slurp slurp slurp dan aku gigit sedikit untuk memberi sensasi kepada Sherly. Uaaaahhhh, dia mengerang, “Terus sayang.. isep terus… enak.. ahhhh.” Saat itu juga aku mulai meraba pangkal pahanya, Sherly masih memakai celana dalam warna merah muda. Dengan penuh keyakinan aku mulai mengelus gundukan yang muncul dibagian bawah celana dalamnya. Dia semakin mengerang… dan aku terus meraba, hingga aku rasakan gundukan itu terasa sedikit basah.. Aku bingung juga sich… (maklum… ).
Sherly pun, tak mau kalah dengan aksi ku, dia mulai menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku, dan langsung memegang Mr. P ku dan mulai meremas dan menarik maju mundur. Aku sangat terangsang.. terasa sesuatu yang bergetar di tubuhku, dan aku semakin berani membuka celana dalam Sherly dan mengusap Mrs. V nya, lama – lama, kami semakin asyik, tanpa sadar aku mulai memasukkan tanganku ke Mrs. V Sherly, penuh dengan kenikmatan yang aku ga tahu seperti apa, Sherly berkata, “Kamu tiduran Ren, aku mau servis kamu…”
Aku pun langsung tiduran, dan terasa Mr. P ku menjadi hangat dan basah… saat aku lihat.. Wooooowwww… Sherly menjilat dan mengulum P ku dengan penuh semangat.. Ohhhh ahhhh uhhh.. aku mulai meracau ga menentu.. lagu yang diputar sejak tadi semakin menambah romantisme suasana. Setelah Sherly puas menjilat dan mengkulum P ku, aku pun mencium bibirnya lagi, dan menjilat puting susunya.. terus aku lanjutin menjilat seluruh tubuhnya sama seperti yang Sherly instruksikan.
Saat mendekati Mrs. V nya, aku berhenti sebentar, karena ragu, namun Sherly berkata, “Lanjutin aja Ren, lo bakal keenakan ntar”. Aku pun menjilat Mrs. V nya dan sedikit maju mundur, karena secara naluri seperti itu. Sherly meracau ahhhhh…..oooojjjjjhhhhh… terus Ren…. jangan berhenti…. enyakkkk….
Aku pun terus menjilati V nya, dan tiba tiba aku berpikir, gimana kalo P ku bertemu langsung dengan V nya. Aku pun segera meminta hal ini ke Sherly, dia sedikit melihatku lalu, tersenyum dan mengangguk. Wahhhh.. terasa sesuatu yang luar biasa terjadi, aku semakin terangsang. Sherly membantu memegang P ku dan mengarahkan menuju V nya. Posisi yang kami pakai adalah Sherly di bawah dan aku di atas. Saat P ku mulai masuk lubang V nya, aku merasakan sedikit linu dan geli. Tapi semakin kedalam, semakin hangat dan enak.. Ahhh ohhh… uhhh… terus sayang.. terus… jangan berhenti…. ahhhh… Aku pun semakin tergoda untuk terus menyodok. Bunyi srox.. sroxxx…sroxx… mulai terdengar dan kami berciuman dan saling meraba, aku semakin terangsang dan memegang kedua susu Sherly yang besar itu, dan mengusap pentilnya. Sherly pun mencengkeram punggungku dan menarik pinggulku untuk semakin masuk ke tubuhnya.
Setelah beberapa saat, kami berganti posisi, Sherly berada diatasku dan aku memangku dia diatas ranjangnya. Sherly semakin mudah mengatur posisinya. Srok..srok..srokk..srokk… Sherly meracau… ouch..ah…uh…ach…. Enak… Ren…
Aku menjilat susunya dan mengulum pentilnya… dan terkadang mencium bibirnya.
Setelah sekitar 20 menit, aku mulai merasakan sesuatu yang bergetar di dalam tubuhku, dan siap untuk meledak… aku pun merasakan Sherly beberapa kali merinding…. Hingga akhirnya Sherly berteriak kecil dan tubuhnya menjadi tegang dan saat itu pulalah aku juga menegang dan sesuatu muncrat dari P ku di dalam V nya… Beberapa detik kemudian kami berciuman dan aku mencium pentilnya.
Setelah itu, aku berkata kalau ada sesuatu yang muncrat tadi, dan Sherly tertawa lepas.. “Hahahahahha… itu nama sperma Ren”, kamu ga pernah ML ya?”
“Ya ngga lah..” Aku membalasnya sambil kembali berpakaian, setelah membersihkan diri kami. “Kalau itu sperma, berarti kamu bisa hamil dong Sher? Terus gimana dong?” Aku menjadi takut. Sherly dengan gampang menjawab… “Tenang aja Ren, aku sering kok ML ama pacarku dan sering keluar di dalam. Tapi aku cegah dengan pil KB biar ga hamil, dan sampai sekarang masih efektif kok hehehehe.” Dia terkekeh… aku pun senyum aja, dan mencium bibirnya sebelum pulang.
Sejak saat itu, kami selalu meluangkan waktu untuk ML, bisa di kamar kost-ku atau di kamar kostnya. Pokoknya di tempat yang kami lihat memungkinkan, tentunya tanpa meninggalkan kesan yang mencurigakan dengan pacar Sherly.
Demikian cerita ku… Semoga menjadi cerita yang bikin kita semakin okey…
__________________
• TAMAT •
RISTI ADIK KELAS SMA KUSiang itu aku mengunjungi SMAku, salah satu SMA favorit di Jakarta. Sebagai alumni di SMA tersebut, aku Robert masih sering ikut membina kegiatan ekstra kulikuler yang ada, di antaranya melatih Volley dan Bulutangkis. Kesempatan ini juga aku pakai sebagai kesempatan untuk mengunjungi adik2 kelasku yang cantik2. Dan sebagai kakak kelas kadang kala membuat usahaku untuk mendekati mereka tidak terlalu sulit. Salah satu adik kelas yang dekat denganku adalah Risti. Berparas biasa saja, berkulit sawo matang, pintar dan mempunyai body yang proposional. Maklum, dia selain mengikuti kegiatan keilmuan dibidang bahasa Inggris, aktif juga di dalam kegiatan Paskibraka dan Cheersleaders. Hubunganku dengan Risti sendiri sudah berjalan 3bulan. Dan sampai saat itu masih terbatas ciuman saja.
Hari itu adalah hari Sabtu, di mana aku menyempatkan diri untuk bermain bulutangkis. Dan Risti, sedang mengikuti latihan cheers sore itu.
“Hai, kak Robert… mau main bulutangkis yah di atas? ” tanya Risti saat berpapasan denganku. “Hai, Ris. Iya nih lagi mau main ke atas. Kamu lagi latihan? “tanyaku balik.
“Iya, kak. Tapi Risti haus mau beli minum dulu di depan.” “Oke, sampai jam berapa latihannya, Ris?”
“Jam 4 juga sudah selesai, Kak”
“Baiklah. Kalau sempat nanti main-main lah ke atas.”
“Beres deh…. kebetulan aku minta di jemput pak Min agak lama kak. Biar kita bisa berduaan lebih lama….”
Seeerrr mendengar kalimat Risti membuat pikiran ku sekilas membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
Sekitar jam 4, pintu aula atas terbuka dan muncullah Risti dengan mengenakan kaus gombrong dan celana hotpans yang membuat cetakan lembah di antara kedua pahanya terlihat samar2.
“Lho, kak…mana yang lain? Kok kak Robert sendirian?”, tanya Risti mellihatku sedang bermain shadow dengan tembok.
“Iya, yang lain baru aja pulang.” Sahutku sambil menghampiri Risti dan mengecup bibirnya.
“Ahhhhh, kak….jangan begitu nanti kalo ada yang masuk bisa repot.” Desah Risti saat kukecup bibirnya.
“Hehehehe…. nga ada yang bakalan ke sini Ris.”
“Kamu mau menemani kakak bermain? ”
“Boleh, Kak…”
Lalu setelah 15 menit kami bermain terlihat Risti memberikan tanda untuk menghentikan permainan. “Kak, udah dulu ya…Risti capek.” Lalu kamipun duduk2 di pinggir lapangan. Dan Risti tiduran di atas pahaku.
“Capek, Rist?”
“Iya, kak. Tadi soalnya lumayan latihannya. Dan tadi waktu Risti jadi base sempat terjatuh.”
“Nih, lihat memar kan lutut Risti’, kata Risti sambil menunjukkan lututnya yang memang seperti lebam.
“Duh, kamu, hati-hati donk Ris”
“Tuh liat sampai lebam gitu lutut kamu.”
“Sakit? ” tanyaku sambil memegang dan mengelus-ngelus lututnya.
“Nga, kak…Geli iya…” jawabnya sambil tertawa kecil. Melihat Risti tertawa membuatku gemas dan langsung saja kucium bibir mungilnya.
“Kak…..Kak Risti takut ada yang datang”
“Tenang” kubangunkan Risti sebentar dan “Klek…” suara pintu aula kukunci dan kemudian kumatikan lampu aula tersebut.
“Sini, sayang mana tadi yang lebam? Kakak lilat lagi..”
Tak lama segera kurangkul Risti dan kukecup lembut bibirnya.
“Makanya lain kali hati-hati yah sayang….”
“Iya kak….”
Lalu kamipun kembali bercumbu kembali. Semakin lama cumbuan kami semakin panas dan membara. Dengan adrenalin yang keluar sehabis kami berolahrga membuat suasana di dalam aula menjadi panas.
Kuberanikan diri untuk mencumbu Risti lebih jauh lagi. Ciumanku turun menyusuri leher jenjang Risti.
“Oh…. kak….” Risti membalas cumbuanku dengan desahan dan tangan yang semakin erat dileherku.
Melihat sambutan yang mendukung, tanganku mulai berani bergerilya. Tangan kiriku tetap menopang badan Risti sedangkan tangan kanan mulai menuruni dadanya. Terasa sangat kenyal sekali payudara Risti di tanganku yang merabanya dari lluar kaosnya….
“Ouuughh, kak Robert….”
Segera kukulum lagi bibir Risti untuk menghentikan desahannya. Dan tanganku meremas pantadnya yang begitu kenyal…..
Segera kutarik Risti ke dalam Ruang ganti. Hasratku untuk berbuat lebih jauh semakin tak tertahan. Segera kurebahkan Risti ke atas meja yang ada di ruang ganti tersebut.
Kembali kami berciuman dengan liarnya. Tanganku tak tinggal diam. Kusingkapkan dan kulepas kaos yang dikenakan oleh Risti. Kuremas remas dengan lembut kedua bukitnya dibalik Bra model sport yang dikenakannya.
“Oh….Kak…” Risti pun semakin liar dengan remasan2 lembut yang kuberikan. Tangannya tak tinggal diam melepaskan kaos yang kukenakan yang semakin basah oleh keringat nafsu.
Kutanggalkan Bra yang melekat,36B sempat kulirik dari kaitan bra yang kutanggalkan, dan kududukan Risti di meja. Ciumanku bergerilya menuruni lehernya yang jenjang dan turun menuju kedua bukit kembar yang begitu menggoda.
Kuelus lembut dan kemudian kujatuhkan ciumanku di bukit sebelah kirinya. Kekecup dan kemudian kusedot kecil… “Awww, kak….oughhh” pekik Risti sebagai reaksi atas aksi yang kuberikan kepadanya. Melihat reaksi demikian membuatku mengekplorasi lebih lanjut. Kuremass-remas dada Risti sebalah kanan. Dan pentil yang kecil kupilin-pilin lembut.
Ristipun semakin liar dan lenguhan2nya membuat adrenalinku semakin kencang mengalir. Membuatku gemas. Kutarik lembut pentil membuat Risti berpekik…”Awww, kak…sakit…”
Tak kuhiraukan pekikan Risti. Tanganku segera menarik lepas celana hotpans yang melekat. Di bagian tengan celana dalam Risti yang bermodel mini tercetak sebuah pulau kecil. Mungkin akibat cairan yang keluar, tanda Risti sudah terangsang sekali.
Kuelus2 bagian tengan celana dalamnya membuat Risti semakin menjerit….”Ouchhh, kak…Ochhh…”
Kuselipkan jariku kedalam celana dalamnya, dan kumainkan jari-jariku di atas klitorisnya….”Ochh kak….terus kak….geli….”
Merasa terganggu dengan celana dalamnya, segera kulepas dan kubuang ke lantai.
Setelah celana itu terlepas, kubuka celana pendek dan celana dalamku. Segera aku berlutut. Mengamati dan mengelus-ngelus kemaluan Risti dengan lembut. Semakin cepet elusan yang kuberikan membuat Risti semakin melenguh dengan keras…”Ochh,kak…..Ouchhh”
Kukecup vagina itu…Hmmmm wangi khas vagina yang saat itu aneh bagiku namun memberikan sensasi lain…
Kuberanikan lidahku untuk bermain di vagina Risti…Kusapu permukaannya atas dan bawah….
“Kak, robert…ouchh….terus kak….”
“Kak, ah….. ”
Seiring desahan yang keluar…vagiana Risti mengeluarkan cairan…Kujilat dan kuhisap seakan tidak ingin membiarkan cairan itu keluar begitu saja…
Akibat dari hisapanku Risti berteriak ” Ah….Ah…Ah…Kakkkk!! Risti mau pipis Kakkk…..Ahhhh” Melihat ini segera kumasukan jariku dan kukocok didalamnya semakin lama semakin cepat disertai dengan jilatan2 lidahku….akhirnya “Arrrgggggghhhhh Kakkkkkkkk…” Tubuh Risti mengejang hebat….
Kubiarkan Risti menikmati Orgasmenya. Orgasme yang mungkin pertama baginya. Saat membuka matanya Risti berkata ” Kak, oh…..nikmat sekali..” Kukecup bibirnya dan kemudian kubisikkan ” Risti, I Love U So Much…”
“Love U So Much To….” Kembali kami berpagutan dengan mesra. Kubimbing tangan Risti untuk menyentuh kemaluanku yang berdiri tegak. Ku berikan contoh untuk mengocok kemaluanku yang berukuran 18cm diameter 4cm…Kocokan tangan Risti yang mungil dan lembut membuatku berdesi “Oh….ya Risti…Oh…Enak sayang”. Kumainkan kembali kemaluan Risti yang masih basah….Kupilin2 clitorisnya…”Ouhhhh Kak….Gatel lagi kak….”
Segera kuposisikan diriku diantara kedua kakinya. Dengan isyarat kumohon izin darinya. Tak ada kata terucap…hanya anggukan kecil. Kuposisikan kemaluanku tepat di depan kemaluannya…kugosok-gosok kecil dan berputar memainkan klitorisnya…membuat Risti tak tahan dan merebahkan badannya di meja sambil meremas-remas bukitnya…
Setelah kurasa pas..dan kemaluan Risti kembali basah oleh lendir kenikmatannya..Kutekan kepala kemaluanku menyeruak membuka jalan di dalam kemaluan Risti…..”Ah…. kak….Sakittt!!!” pekik Risti saar kepala kemaluanku berhasil menerobos masuk. Kebelai rambutnya dan kupagut bibirnya untuk menenangkan Risti….Setelah kurasa kemaluannya mulai beradaptasi dengan adanya benda asing d dalamnya kutekan dan kukeluarkan masukan kemaluanku pelan-pelan…sampai akhirnya “Crreeeetttzzz…..” kemaluanku seperti menyobek sesuatu dan “Blessss!!!” masuklah seluruh kemaluanku di dalam vagina Risti. “Kakkkkkk……Awwww!!!” Jeritan Risti dan kulihat tetes air mata di ujung matanya
Oh….vagina yang sempit dan peret…mencengkeran kemaluan begitu erat..Kuremas-remas payudara Risti dan kucumbu bibirnya untuk menenangkannya. Setelah kulihat Risti lebih tenang…kuayun perlahan-lahan kemaluanku……
Ristipun mulai menikmati ayunanku. Kucoba dengan ayunan 9 kecil 1 dalam. Satu….Dua….Tiga….Empat….Lima….Enam….Tu juh…Delapan…Sembilan….Seeeeepppppuluh……S aat hitungan kesepuluh kubenamkan semua kemaluanku menyeruak ke dalam vagina Risti….”Ohhhhhh…..kakkkkk…..”.
Kuulangi lagi….Satu….dua…..Tiga…Empat..Lima…Enam. …Tujuh…Delapan…Seeeemmmmbiilllaannn….Seepp pppulluhhhhh….kuulangi….dengan tekanan pada ayunan kesembilan dan kesepuluh ” Ohhh….kakk…….Enakkkk…kakak…..Terus Kakk….!!!” Desah Risti….
Kuulangi lagi dengan kombinasi sama…dan pada ayunan yang keempat Risti berteriak “Kakkkkk ayo Kakkk Risti Mau keluar lagiiii…..” Ayunan ke enam saat baru saja kubenamkan kemaluanku dihitungan keempat…..Risti menjerit ” Ahhhhhh……ahhhhh………..Kakkkkk……”dan tubuh Risti kejang-kejang dan digigitnya tanganku “Ahhhhh…” Kubiarkan kemaluanku masih berada di dalam kemaluannya….
Saat Risti mulai menguasai diri, kuminta iya untuk membelakangiku dengan posisi nungging dan bertumpu di meja. Melihat posenya membuatku gemas…kukecup vaginanya dan kuberikan tepukan ringan pada bongkahan pantaddnya…..
Segera kemudian kutancapakan kembali kemaluanku ke dalam vaginanya. Posisi ini membuat kemaluanku semakin dalam masuk ke dalam vaginanya.
“OHHHH Kakkkk…..” tusukan pertama dengan posisie doggie membuat Risti melenguh. Kuayun dan kupompa kemaluannya.
“Cleppp….Cleppp….Clepppp” Suara kemaluan kami beradu diiringi dengan suara beceknya vagina Risti oleh cairan yang keluar dari kemaluan Risti….
Kupompa dan semakin lama kutingkatkan Rpm kocokan pada kemaluannya membuat Risti tak tahan
“Kakkkk Ouuchhh….Ouch…”
“Ouch….Kakkk Risiti Mau Keluar lagi…”
“OOuuuchhh….Ahhh….Iya Sayang….Kakak juga sebentar lagi keluar, kita bareng yah sayang…” Kukecup bibirnya dari belakang sambil kuremas bukit kembarnya.
Kembali kugenjot Risti dengan cepat….
“ochhh….oh….Kak…..”
“Ayo sayng….Ohhh…..Ohh….”
“Oh….Kak….Risti Luv U kak Robert”
“Iii…Luv…U….Tooo Risti…”
“Crrrrooooottttsss…..Croooots….Crooootsss….. Crotsss…Croootsss” semburan spermaku didalam rahimnya mengiringi orgasmeku
“Ochhh..oH….kAKK..kAKKKKKKK” Jeri Risti menjemput orgasmenya kembali…
Setelah kami mencapai orgasme kami bersama, kurebahkan badanku di atas Risti. Sambil memejamkan mata menikmati orgasme bersama yang baru kami reguk. Kubiarkan kemaluanku tetap berada didalam kemaluan Risti yang serasa menjepit dan mengurut2.
“Plooopp…” Suara kemaluanku yang mengecil dan keluar dari sangkar emas Risti. Kubuka Mata. Dan ku kecup kening Risti sambil mengucapkan..”Terima Kasih ya Sayang….”
Risti hanya tersenyum. Segera kami memakai kaus kami kembali dan di lantai lulihat ceceran sperma bercampur dengan darah perawan Risti.
“Kak…Jangan tinggalin Risti.”
“Risti Takut kehilangan kakak ”
Demikian kata-kata terakhir yang kuingat membayangkan kejadian tahun lalu. Lulus SMA Risty melanjutkan pendidikannya di Australia dan aku sibuk dengan pekerjaanku. Membuat kami memutuskan untuk mengambil jalan sendiri2.
__________________
• TAMAT •,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,